Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pandangan Museum layang-layang Indonesia tentang pentingnya konservasi dan kegiatan konservasi yang dilakukan di Museum Layang-layang Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan kajian kemuseuman. Hasil dari temuan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa Museum Layang-layang Indonesia menganggap bahwa konservasi koleksi itu penting meskipun saat ini sedang tidak ada sumber daya manusia yang secara khusus menangani konservasi. Untuk saat ini kegiatan konservasi pelaksanaannya dirangkap oleh bagian Workshop Manager yaitu petugas untuk mengajarkan pengunjung dalam membuat layang-layang atau dalam museum biasa disebut edukator. Kegiatan konservasi di Museum Layang-layang Indonesia terdiri dari beberapa tahap seperti konservasi preventif, yaitu kegiatan untuk menghindari kerusakan koleksi yang berisi menjaga kebersihan serta keamanan dari koleksi dan lingkungan sekitar museum, menjauhkan koleksi dari air atau api, dan memberi himbauan kepada pengunjung agar tidak langsung menyentuh koleksi. Konservasi objektif, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan kecil pada koleksi seperti memperbaiki layang-layang yang mulai mengalami kerusakan dan mencuci layang-layang yang berbahan kain. Restorasi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki koleksi yang sudah mengalami kerusakan yang parah seperti perbaikan layang-layang yang mengalami kerusakan dan pewarnaan ulang layang-layang yang memiliki corak ataupun gambar. Meskipun kegiatan aktifitas konservasi selama ini masih dapat dilakukan secara rangkap pekerjaan oleh bagian Workshop Manager atau edukator, namun bagaimanapun perlu diupayakan adanya bagian atau petugas khusus yang melakukan kegiatan konservasi di Museum Layang-layang Indonesia.

SP22033

SKR IPI 22033

Perpustakaan FAH (Skripsi IPI)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Share :