Sebagai museum yang mengangkat tema anti-kolonial, Museum Multatuli merupakan tempat yang sangat strategis dalam memberikan edukasi serta informasi mengenai sejarah kolonial dan anti-kolonial di Lebak Banten. Dalam mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai media edukasi, Museum Multatuli berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dengan mengadakan berbagai macam program edukasi agar keberadaan museum tetap eksis di tengah masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode historis yang bersifat deskriptif-naratif dengan pendekatan new museology untuk mengkaji museum secara keseluruhan. Teori yang digunakan oleh penulis yaitu teori informal learning milik Graham Black guna menjelaskan upaya Museum Multatuli yang merupakan wadah pendidikan informal dalam menyampaikan informasi sejarah yang lebih mudah dan relevan kepada masyarakat. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Museum Multatuli mempunyai peran yang cukup signifikan dalam memberikan edukasi kesejarahan terutama mengenai sejarah anti-kolonial kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai macam program yang telah dilaksanakan oleh Museum Multatuli seperti program Festival Seni Multatuli, Lecture, Pendampingan Pengunjung, Program Perlombaan, Edukasi Daring, Virtual Tour Museum, Podcast Multatuli, dan beberapa program publik seperti program 3M, Temu Pemangku Kepentingan, dan program Gaul Bareng Komunitas

SS23075

SKR SPI 23075

Perpustakaan FAH (Skripsi)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Share :