Proses pemberian titik (nuqthah) pada huruf - huruf Al - Quran oleh abu al - aswad ad duáli
Patimah Batubara - Personal Name
Zakiya Darojat - Personal Name
Al-Quran bermushaf Utsmani kurang lebih empat puluh tahun dibaca orang-orang
Muslim tanpa titik dan tanda baca atau gundul. Setelah ajaran Islam tersebar luas
dan orang-orang Muslim menaklukkan banyak negeri sehingga kawasan Islam
meliputi kawasan non-Arab. Banyak dari kalangan Ajam berbondong-bondong
masuk Islam, ketika membaca al-Quran banyak dari mereka yang salah baca atau
lahn karena minimnya pengetahuan mereka terhadap gramatika ilmu Nahwu dan
Sharaf. Melihat kondisi salah baca atau lahn tersebut muncullah seorang tokoh
ternama Abu al-Aswad ad-Du‟ali dari kalangan tabi‟in sekaligus murid dari
Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Abu al-Aswad ad-Du‟ali adalah seorang tokoh
penemu tata bahasa Arab/ilmu Nahwu dan Sharaf setelah mendapat rekomendasi
dari Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Abu al-Aswad-ad-Du‟ali juga orang yang
pertama kali merumuskan tanda baca pada al-Quran atas perintah Ziyad ibn Abihi
seorang gubernur Basrah di bawah kepemimpinan Mu‟awiyah ibn Abi Sufyan.
Akhirnya Abu al-Aswad ad-Du‟ali berhasil merumuskan tanda baca (berupa titiktitik) yang berfungsi sebagai syakal pada al-Quran dibantu dengan juru tulis yaitu
Abdi al-Qais.
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Abu al-Aswad adDu‟ali sebagai peletak dasar ilmu Nahwu dan proses perumusan titik (nuqthah)
pada al-Quran.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah adanya perumusan titik
(nuqthah) pada al-Quran yang dilakukan oleh Abu al-Aswad ad-Duali manfaatnya
bagi orang Ajam adalah memberi kemudahan bagi mereka ketika membaca alQuran sehingga terhindar dari salah baca dan penyimpangan makna yang
terkandung di dalam al-Quran.
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode library research. Metode
ini dilakukan melalui empat tahap: 1) heuristik atau teknik pencarian data atau
sumber; 2) verifikasi atau kritik sumber, yaitu identifikasi keotentikan dan
kredibilitas data melalui kritik intern maupun ekstern; 3) interpretasi atau
penafsiran sejarah yaitu meguraikan segala faktor yang menyebabkan terjadinya
suatu peristiwa; 4) penulisan sejarah atau laporan hasil penelitian sejarah yang
telah dilakukan, dan ditambah pendekatan konsep pemikiran studi sosial tentang
tradisi tulis-menulis pra-Islam belum berkembang pada masyarakat Arab namun
setelah datangnya Islam tradisi tulis-menulis mulai digeluti dan berkembang pesat
di Arab paling spesifiknya perhatian para tokoh penguasa Muslim mulai
mengadakan tanda titik berupa tanda baca pada al-Quran.
Muslim tanpa titik dan tanda baca atau gundul. Setelah ajaran Islam tersebar luas
dan orang-orang Muslim menaklukkan banyak negeri sehingga kawasan Islam
meliputi kawasan non-Arab. Banyak dari kalangan Ajam berbondong-bondong
masuk Islam, ketika membaca al-Quran banyak dari mereka yang salah baca atau
lahn karena minimnya pengetahuan mereka terhadap gramatika ilmu Nahwu dan
Sharaf. Melihat kondisi salah baca atau lahn tersebut muncullah seorang tokoh
ternama Abu al-Aswad ad-Du‟ali dari kalangan tabi‟in sekaligus murid dari
Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Abu al-Aswad ad-Du‟ali adalah seorang tokoh
penemu tata bahasa Arab/ilmu Nahwu dan Sharaf setelah mendapat rekomendasi
dari Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Abu al-Aswad-ad-Du‟ali juga orang yang
pertama kali merumuskan tanda baca pada al-Quran atas perintah Ziyad ibn Abihi
seorang gubernur Basrah di bawah kepemimpinan Mu‟awiyah ibn Abi Sufyan.
Akhirnya Abu al-Aswad ad-Du‟ali berhasil merumuskan tanda baca (berupa titiktitik) yang berfungsi sebagai syakal pada al-Quran dibantu dengan juru tulis yaitu
Abdi al-Qais.
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Abu al-Aswad adDu‟ali sebagai peletak dasar ilmu Nahwu dan proses perumusan titik (nuqthah)
pada al-Quran.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah adanya perumusan titik
(nuqthah) pada al-Quran yang dilakukan oleh Abu al-Aswad ad-Duali manfaatnya
bagi orang Ajam adalah memberi kemudahan bagi mereka ketika membaca alQuran sehingga terhindar dari salah baca dan penyimpangan makna yang
terkandung di dalam al-Quran.
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode library research. Metode
ini dilakukan melalui empat tahap: 1) heuristik atau teknik pencarian data atau
sumber; 2) verifikasi atau kritik sumber, yaitu identifikasi keotentikan dan
kredibilitas data melalui kritik intern maupun ekstern; 3) interpretasi atau
penafsiran sejarah yaitu meguraikan segala faktor yang menyebabkan terjadinya
suatu peristiwa; 4) penulisan sejarah atau laporan hasil penelitian sejarah yang
telah dilakukan, dan ditambah pendekatan konsep pemikiran studi sosial tentang
tradisi tulis-menulis pra-Islam belum berkembang pada masyarakat Arab namun
setelah datangnya Islam tradisi tulis-menulis mulai digeluti dan berkembang pesat
di Arab paling spesifiknya perhatian para tokoh penguasa Muslim mulai
mengadakan tanda titik berupa tanda baca pada al-Quran.
Ketersediaan
SS181030 | SKR SPI 2018 1030 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 2018
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : fakultas Adab dan Humaniora., 2018
Deskripsi Fisik
X, 120 lembar
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR SPI
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Patimah batubara, Zakiya Darojat
Tidak tersedia versi lain